Menelusuri Kitab Obaja Ayat 5


Menelusuri Kitab Obaja Ayat 5
Oleh: Yehezkiel Obehetan
Pendahuluan  
            Kitab ini adalah kitab yang paling kecil di dalam Perjanjian Lama, sebab terdiri dari satu pasal saja. Ada ahli-ahli Perjanjian Lama yang memandang bagian yang  pertama dari Kitab ini, yaitu ayat 1-10 sebagai bagian yang kuno, dan yang lain adalah bagian yang muda yang berasal dari jaman sesudah masa pembuangan di Babylon. Menurut pandangan ahli-ahli lain, kitab ini merupakan suatu kesatuan yang berasal dari jaman exilis. Rupanya nabi ini bernubuat sesudah tahun 587 SM., yakni waktu ketika Yerusalem sudah jatuh dan dihancurkan.
            Nabi Obaja berbeda dengan nabi-nabi lain dalam pemberitaannya. Dia tidak memprotes dosa Israel dan tidak memberitakan kepada orang Israel murka Allah, sebab Yerusalem pada waktu itu sudah jatuh. Jadi hukuman Allah sudah dilaksanakan.
            Akan tetapi dia muncul bernubuat melawan dan memprotes bangsa-bangsa lain, terutama Edom.[1] Bangsa Edom adalah bangsa keturunan Esau. Oleh karena itu bangsa tersebut selalu dipandang sebagai saudara-saudara oleh bangsa Israel. Persoalan yang membuat Obaja marah terhadap Edom ialah bahwa justru bahwa di saat Yehuda diserbu oleh tentara Babylon, Edom memakai kesempatan itu untuk merampas beberapa daerah Yehuda. Oleh karena itu Obaja bernubuat tentang Edom bahwa Allah akan menghukum bangsa itu. Israel sudah dihukum karena dosanya, dan akan diselamatkan.
            Kitab Obaja di dalam Perjanjian Lama merupakan kitab yang termasuk di dalam kitan Nabi-nabi kecil. Kitab ini tepatnya berada di antara kitab Amos dan Yunus berdasarkan lembaga Alkitab Indonesia (LAI) dan seperti penjelasan di atas bahwa kitab Obaja ini adalah kitab terkecil di Perjanjian Lama karena cuman terdapat satu pasal saja.

Latar belakang
Sama seperti kitab-kitab lainnya dalam Alkitab secara khusus dalam Perjanjian Lama maka tentu kitab Obaja memiliki latar belakang juga. Oleh sebab itu dalam bagian ini penulis akan menyajikan latar belakang dari kita Obaja, yaitu sebagai berikut :
Sejarah rasa benci antara orang Yehuda dengan orang Edom sudah berabad-abad lamanya, dan mempunyai akar dalam perbedaan antara Yakub (Israel) dan Esau (Edom), sebagaimana diceritrakan dalam Kejadian 25:23;27:39-40. Edom ditentukan untuk menjadi hamba Israel karena ketikacuhan Esau terhadap hak kesulungannya. Rasa benci itu dikobarkan lagi waktu orang Edom tidak mengizinkan orang Israel untuk melintasi tanah Edom sesudah mereka keluar dari tanah Mesir (Bil.20:14-21). Mulai dari raja Daud, raja-raja Israel dan Yehuda selalu memperlakukan tanah Edom sebagai jajahan walaupun orang Edom seringkali memberontak (II Raja-raja 16:5-6). Dalam masa sebelum pembuangan itu, para nabi juga mencela Edom terus-menerus (misalnyaYes. 34:5; Yer. 46:7-22; Yoel 3:19; Amos 1:11-12).
            Ketika kota Yerusalem runtuh pada tahun 587 B.C., Orang Edom menyatakan dirinya gembira (Ratapan 4:21) dan pada umumnya bersikap balas dendam terhadapbangsa Israel (Yehezkiel 2:12). Orang Edom membantu orang Babel membinasakan Yerusalem (Yehezkiel 35:5,12.15), tetapi tidak begitu lama lagi mereka sendiri diusir dari tanah asal mereka oleh suku-suku lain dan pada akhirnya menetap lagi di tanah Negeb, yang kemudian disebut Idumea (tempat asal raja Herodes yang memerintah pada zaman Tuhan Yesus)[2]
            Persoalannya ialah apakah kejahatan yang dilakukan orang Edom terhadap saudranya Yehuda-Yakub ? Pada masa-masa sebelum pembuangan, bangsa Edom sudah sering berperang melawan Israel. Akan tetapi puncak kekejaman bangsa Edom terhadap Israel terjadi ketika Yerusalem jatuh pada tahun 587 SM. Catatan-catatan lain memberikan penjelasan bahwa bangsa Kasdim dan Edomlah yang telah melakukan kekejaman terhadap orang-orang Yehuda yang telah melarikan diri dari kejaran tentara Nebukadnezar. Orang-orang Kasdim dan Edomlah yang menangkap raja Zedekia dan keluarganya serta tentaranya ketika melarikan diri waktu itu. Merekalah yang menyerahkan raja Zedikia dan keluarganya kepada Nebukadnezar, yang akhirnya seluruh keluarga raja dibunuh, sedangkan Zedikia matanya dicungkil, sehingga buta (II Raja-raja 25:3-7). Kitab Raja-raja memang tidak menyebutkan keikutsertaan bangsa Edom dalam peristiwa di atas. Tetapi Mazmur 137:7 dan kitab Ratapan 4:21-22 menyebutkan dengan jelas tentang keterlibatan Edom dalam peristiwa kejatuhan Yehuda dan kehancuran Yerusalem.[3]
            Inti dari latar belakang kitab Obaja ialah bahwa dilatarbelakangi oleh permusahan bangsa Edom dan bangsa Yehuda. Menurut kisah dalam Alkitab, permusuhan ini dimulai dari zaman Esau sebagai nenek moyang dari bangsa Edom dengan adiknya Yakub sebagai nenek moyang dari bangsa Yehuda. Permusuhan ini berawali dari penipuan yang dilakukan Yakub terhadap Esau mengenai hak kesulungan. Permusuhan ini terus berlanjut dan menimbulkan dendam antara bangsa Edom dengan bangsa Yehuda. Bangsa Edom selalu mencari kesempatan untuk bersekutu dengan bangsa-bangsa yang hendak menghancurkan Yehuda, seperti Moab dan Amon. Secara historis, tradisi Yahudi dan Talmud menempatkan kitab Obaja dalam masa pemerintahan raja Ahab. Pada masa ini bangsa Edom juga menyerang Yehuda.[4]




Waktu dan Tempat Penulisan
          Alkitab tidak memberikan keterangan sedikitpun mengenai identitas Obaja. Namanya itu berarti “hamba Yehowah”[5]  sepaham dengan pendapat di ini, Blommendaal memberikan identitas yang sama yaitu bahwa Nama Obaja berarti “hamba Tuhan” (Ebed Yahwe).[6] Walaupun terdapat beberapa kali dalam Alkitab, rupanya tidak ada hubungan antara orang yang bernama demikian dengan penulis kitab Obaja ini.
            Berhubung dengan waktu penulisan kitab ini ada dua hal yang haru dijelaskan dan dicocokkan, yaitu kesamaan yang nyata antara Obaja 1:1-9 dan Yeremia 49:7-22, dan malapetaka yang menimpa Yerusalem dan disebutkan dalam Obaja 1:11-14. Berdasarkan berbagai penafsiran dua hal tersebut di atas, maka Grenn menjelaskan dalam tiga pendapat utama tentang waktu penulisan kitab Obaja, yaitu :
1.      Dalam masa sebelum pembuangan (abad ke-9/8 B.C.) pendapat ini mengatakan bahwa malapetaka yang disebutkan dalam ayat 11-14 paling cocok dengan serbuan orang Arab dan orang Filistin pada masa pemerintahan raja Yoram (th. 853-841 B.C.-II Taw. 21:16-17), atau serangan orang Edom pada masa pemerintahan raja Ahas (th. 732-716 B.C.- II Taw. 28:17). Kesamaan antara kerangan Yeremia (abad ke-7 B.C) dengan karangan Obaja berarti bahwa Yeremialah yang “meminjam” atau memakai bahan karangan Obaja, dan tidak sebaliknya.
2.      Dalam masa pembuangan (abad ke-6 B.C.) pendapat ini mengatakan bahwa malapetaka ayat 11-14 adalah keruntuhan Yerusalem oleh raja Nebukadnezar pada th. 587 B.C. pandangan tersebut mendapat dukungan juga dari fakta bahwa dari keterangan yang ada sampai sekarang, dapat dikatakan hanya keruntuhan Yerusalem  inilah yang diikutsertakan oleh orang Edom (Maz. 137:7; Yeh. 35:5,12-15). Lagipula, Obaja membicarakan keruntuhan Yerusalem sebagai peristiwa yang telah terjadi (ayat 11), sedangkan Yeremia membicarakannya sebagai hal yang belum terjadi. Maka serjana-serjana penganut pendapat ini mengambil kesimpulan bahwa Obaja menulis sesudah keruntuhan Yerusalem, dan “meminjam” atau memakai bahan tulisan Yeremia, atau paling tidak, baik Yeremia maupun Obaja memakai bahan yang sama dari sumber yang lebih dahulu.
3.      Dalam masa sesudah pembuangan (abad ke-5 B.C.) hal-hal yang telah disebutkan sebagai dukungan untuk pendapat nomor dua di atas juga menjadi dukungan pendapat bahwa kitab Obaja ditulis sesudah orang Yahudi kembali ke Palestina dari masa pembuangan di Babel. Tetapi sebagai dukungan tersendiri untuk ini terdapat dua hal lagi :
a)      Tempat-tempat yang diduduki orang Yahudi menurut keterangan ayat 19-20 terletak pada umumnya di Palestina bagian selatan, di sekitar wilayah Yerusalem. Keterangan ini cocok dengan apa yang dapat diketahui tentang zaman Nehemia (Nehemia 11:25-36), yaitu pada pertengahan abad ke-5 B.C.
b)      Menurut ayat 7 orang Edom telah diusir dari tanah asal mereka, peristiwa yang mungkin baru terjadi sekitar th. 450 B.C. Dalam hal ini keterangan dari nabi Maleakhi (yang menulis sekitar th. 450 B.C.) juga cocok (Mal. 1:3-4). Maka, kesimpulan pendapat yang ketiga ini ialah bahwa Obaja menulis kira-kira th. 450 B.C.






Penulis/pengarang
Penulis kitab Obaja sendiri kurang diketahui pasti siapakah nama pengarangnya. Hal ini disebabkan data-data yang terbatas mengenai nama pengarang kitab ini. Data diri mengenai pengarang dan waktu penulisan kitab Obaja masih belum diketahui dengan pasti. Beberapa teks seperti teks Masoret, Septuaginta dan Vulgata mempunyai bentuk penyebutan yang berbeda-beda akan pengarang/penulis kitab Obaja. Teks Masoret menyebut nama pengarang kitab tersebut sebagai Obadya sedangkan Septuaginta menyebutnya dengan Obdiou dan Vulgata menyebutnya dengan Abdias. Dalam tradisi talmud Babilonia, nama pengarang ini dikaitkan dengan seorang pelayan laki-laki Ahab yang terdapat dalam kitab 1 raja-raja 18:3-16. Dalam tradisi Pseudo-Epifanus, ia dianggap salah seorang pemimpin pasukan Ahazia. Dalam Alkitab ada banyak keterangan yang menunjuk kepada Obaja seperti kitab 1 Tawarikh 7:3; 12:9; 27:19; 8:38. Kemungkinan besar nama ‘Obaja” sebenarnya bukan nama seorang nabi melainkan hanya sebagai simbol saja. Namun, Obaja merupakan nabi kultis. Ini ditunjukan melalui komposisi dalam teks yang merupakan suatu komposisi kultis.[7]








Tafsiran
Obaja ayat 5 :
            Jika malam-malam pencuri atau perampok
 datang kepadamu
                        -betapa engkau dibinasakannya-
                        Bukankah mereka akan mencuri
                        Seberapa yang diperlukannya ?
            Jika pemetik buah anggur datang kepadamu,
                        Bukankah mereka akan meninggalkan
                        Sisa-sisa pemetikannya ?
            J. Veitch dalam bukunya “Tafsiran Alkitab Kitab Obaja” menjelaskan tafsirannya untuk ayat ini sebagai berikut : Pencuri, yang pada malam hari masuk ke rumah untuk mencuri, biasanya hanya mengambil barang-barang sekadar yang bisa dibawa. Hal ini pun bisa berlaku pada musim panen, di mana ada buah-buahan yang ditinggalkan untuk dipetik oleh orang miskin (Im.19:9-10). Akan tetapi, dalam penghancuran Edom, tak ada satu pun yang ditinggalkan hidup. Kehancuran yang akan dialami oleh Edom begitu mengerikan sehingga sulit untuk dilukiskan. Kehancurannya akan sangat tajam dan parah. Edom delenda est. Perasaan ngeri yang dirasakan oleh Obaja adalah jelas dalam ucapannya, “Betapa engkau dibinasakannya.”
            Penghukuman atas Edom akan seperti sebuah kota yang dikalahkan, yang penuh dengan tentara-tentara yang merampok. Tentara-tentara itu mencuri harta benda dan apa yang tak dapat dicuri, dihancurkannya, sehingga tak dapat digunakan lagi. Sementara mereka mencuri barang yang berharga bagi dirinya sendiri, mereka juga menghancurkan dan membinasakan. Tak satu pun yang dapat luput dari campuran kemarahan dan kegembiraan tentara-tentara pemenang itu.[8]
Pencuri pada umumnya masuk pada malam hari dan datamhnya juga secara tiba-tiba, tanpa diketahui oleh sasaran dari pencuri itu. Jikalau diketahui terlebih dahulu maka tentu sasaran dari pencuri itu akan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bisa menjaga diri dan juga menjaga barang-barangnya dari pencuri yang hendak mencuri harta miliknya. Pencuri juga sebelum masuk untuk mencuri dan merampas barang atau sesuatu maka tentu juga dia mempersiapkan diri dengan strategi-strategi untuk dapat berhasil untuk mencuri dan juga untuk bisa lari atau lolos jikalau diketahui bahwa dia lagi beraksi dalam mencuri oleh sasaran pencuri tersebut.
Sasaran pencuri yang dimaksud oleh Obaja adalah bangsa Edom sendiri. Bahwa bangsa Edom telah menjadi sasaran untuk dicuri oleh pencuri yang telah bersiap-siap dalam mempersiapkan diri dan melatih diri dengan strategi-strategi untuk masuk dan mencuri seluruh harta milik bangsa Edom sampai habis. Bangsa Edom tidak mengatahui akan hal ini, bangsa edom juga tidak dapat berjaga-jaga untuk mempertahankan barang-barang miliknya karena pencuri itu datang dengan tiba-tiba. Bangsa Edom kelabakan dalam melihat pencuri yang masuk merampas harta milik mereka, bangsa edom tidak dapat berbuat apa-apa, bangsa Edom hanya pasrah melihat barang-barangnya diambil oleh pencuri tanpa dapat berbuat apa-apa.
Pencuri juga biasanya hanya akan mencuri seperlunya saja atau lebih dari pada itu pencuri akan mencuri sebanyak/semampu dia dapat membawanya pulang. Artinya adalah bahwa pencuri itu akan mencuri secukpnya saja atau semampunya saja dan juga hanya mencuri barang-barang yang dapat dicuri saja sedangkan yang tidak dapat dicuri akan ditinggalkan.
Namun pencuri yang dimaksud oleh Obaja tidak seperti pencuri pada umumnya yang say maksudkan. Akan tetapi, pencuri ini datang dan merampas seluruhnya harta milik bangsa Edom dan yang tidak dapat dicurinya, dirusakkan oleh pencuri ini. Yang dapat dicuri maka dicurinya tanpa meninggalkan apa-apa atau merampas seluruhnya (maksudnya adalah mereka tidak hanya mencuri semampu atau sebisa mereka bawa saja melainkan seluruhnya dicuri oleh mereka sampai habis dan tidak meninggalkan apa-apa bagi mereka yang dicuri) dan yang tidak dapat dirampas itu dirusakkan oleh si pencuri ini. contoh barang-barang atau harta benda bangsa Edom yang tidak dapat dicuri itu seperti : Rumah tinggal, kuil beribadah/tempat beribadah bangsa Edom, bangunan-bangunan di antara kota bangsa Edom dan lain sebagainya. Inilah contoh-contoh barang atau harta milik bangsa Edom yang tidak dapat dicuri oleh si pencuri namun, si pencuri itu berusaha merusakkan/menghancurkan harta benda ini sampai  hancur berantakan dan tidak dapat dipakai lagi karena sudah tidak layak dan sudah berkeping-keping hancurnya. Bangunan-bangunan ini dihancurkan sampai rata sedangkan barang-barang dalam bangunan inin dirampas atau dibawa oleh si pencuri.
Sedangkan harta benda bangsa Edom seperti pertanian, perkebunan  dan lain sebagainya itu akan dirampas hasil dari kebun atau pertanian itu setelah itEdom seperti pertanian, perkebunan  dan lain sebagainya itu akan dirampas hasil dari kebun atau pertanian itu setelah itu perkebunan bangsa Edom dengan seluruh pertanian yang ada akan dihancurkan dan diporak-porandakan oleh si pencuri sampai hancur lebur dan itu hanya bisa dilihat oleh bangsa Edom denga tidak dapat berbuat apa-apa
Itulah sebabnya Obaja mengatakan –betapa engkau dibinasakan- artinya adalah bahwa dalam penglihatan Obaja, bangsa Edom dibinasakan sampai hancur dan tidak ada sesuatu yang tertinggal di antar mereka, segala sesuatu yang berkaitan dan juga berhubungan dengan bangsa Edom itu akan lenyak, hilang dan tidaka ada lagi untuk selama-lamanya termasuk di dalamnya orang-orang bangsa Edom juga akan dibinasakan sebagaiman harta benda merekadibinasakan dampai tidak ada satupun yang tertinggal dari antara mereka.
Edom dibinasakan karena ulah mereka yang turut memerangi bangsa Yehuda yang mana bangsa ini adalah saudara dari bangsa Edom itu sendiri. Itulah sebabnya Allah menghukum bangsa ini sampai lenyap dari muka bumi. Hal ini juga terjadi karena leluhur mereka dalam hal ini Esau dan Yakub belum menyelesaikan permasalahan pribadi mereka sehingga berdampak pada keturunan mereka atau penerus-penerus mereka seperti bangsa Edom  dan juga bangsa Yehuda sehingga hukuman Tuhan dinyatakan kepada bangsa Edom atas tindakan mereka dalam memerangi bangsa Yehuda
Kesimpulan/Aplikasi
Persoalan atau permusuhan yang terjadi di antara bangsa Edom dan bangsa Yehuda sehingga mengakibatkan bangsa Edom memerangi bangsa Yehuda dan menyebabkan Allah mengjatuhkan hukumannya bagi bangsa Edom itu disebabkan oleh masalah atau persoalan yang belum terselesaikan dengan tuntus oleh para leluhur mereka Esau dan Yakub.
Oleh sebab itu sebagai orang-orang percaya maka jikalau dalam kehidupan pribadi kita bahkan dalam kehidupan pelayanan kita, jika kita diperhadapkan dengan persoalan dan permasalahan, baik itu yang ringan maupun yang berat, secara khusus yang berkaitan dengan pribadi. Maka sudah menjadi syarat mutlak  bagi kita untuk menyelesaikannya secara utuh dan total supaya jangan sampai berdampak kepada keturunan-keturunan kita aatau penerus-penerus kita di masa yang akan datang sebagaimana yang di alami oleh bangsa Edom dan bangsa Yehuda.




                                                                                                 




[1] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1979), 132
[2] Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang. Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1984), 194
[3] Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 115
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Obaja, akses, pukul 13:16, 30/01/2018
[5] Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama,................, 193
[6] J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama,........, 131
[7] https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Obaja, akses, pukul 13:16, 30/01/2018
[8] J. Veitch, Tafsiran Alkitab Kitab Obaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012) 40-41

Komentar

Postingan populer dari blog ini

India dan Kristen

Jumlah Silsilah Yesus dari Abraham sampai Daud

Peranan Pemuda dan Mahasiswa Amarasi (IPMARASI)