KEPEMIMPINAN YUSUF
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
........................................................................................ 2
BAB II. KEPEMIMPINAN YUSUF
....................................................................... 3
A.
RIWAYAT
SINGKAT YUSUF
.................................................................. 3
-
Kelahiran
Dan Masa Kecil Yusuf ......................................................... 3
-
Yusuf
Di Rumah Potifar
......................................................................... 3
-
Yusuf
Di Penjara
..................................................................................... 3
-
Yusuf
Menjadi Penguasa Di Mesir
......................................................... 4
-
Yusuf
Bertemu Dengan Saudara-Saudaranya
Serta
Akhir Hidupnya
............................................................................. 4
B.
KARAKTER
YUSUF
.................................................................................... 5
-
Takut
Akan Tuhan .................................................................................. 5
-
Bertanggung
Jawab
................................................................................. 5
-
Mengasihi
Dan Mengampuni
.................................................................. 6
C.
TANGGAPAN PENULIS ....................................................................... 6
-
Kelebihan
.................................................................................................. 6
-
Kekurangan
.............................................................................................. 7
BAB III. KESIMPULAN
........................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................. 9
PENDAHULUAN
Menjadi
seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang mudah. Seorang pemimpin bukan hanya
berhadapan dengan orang-orang yang dipimpin, tetapi juga dengan dunia dan
perkembangan serta permasalahannya yang kompleks. Hal ini yang membuat seorang
pemimpin adalah seorang yang tangguh dan siap.
Tidak
sedikit orang yang kemudian gagal ketika menjalankan tugas sebagai seorang
pemimpin karena tidak siap baik secara mental, moral dan fisik. Tetapi ada juga
yang berhasil bahkan menjadi idola bagi banyak orang.
Di
dalam Alkitab, ada contoh-contoh pemimpin yang berhasil menjalankan tugasnya
dengan baik. Walaupun mereka hanyalah orang-orang biasa seperti kita dan
seharusnya kita mencontoh dan belajar prinsip-prinsip pemimpin dari mereka.
Salah satunya adalah Yusuf yang berhasil menjadi seorang pemimpin yang luar
biasa di negara orang lain yaitu di Mesir.
KEPEMIMPINAN YUSUF
A.
RIWAYAT
SINGKAT YUSUF
1.
Kelahiran
dan masa kecil Yusuf.
Yusuf
merupakan putra pertama Yakub dari istrinya, Rahel[1].
Yusuf adalah putra ke-11 Yakub Yusuf lahir ketika Yakub masih tinggal bersama
Laban, mertuannya. Yakub sangat mengasihi Yusuf dibandingkan anak-anaknya yang
lain, karena Yusuf lahir dari Rahel, istri kesayangannya. Selain itu, Yusuf
juga sering dijuliki tukang mimpi (Kej. 37:19) oleh saudara-saudaranya, karena
mimpi-mimpinya tentang dirinya yang lebih diunggulkan dari pada
saudara-saudaranya. Hal ini yang menyebabkan saudara-saudarnya iri kepadanya (
Kej. 37:11) dan mereka melemperkannya ke dalam sumur ( Kej. 37:22). Ketika berusia kira-kira 17 tahun, ia disuruh
ayahnya untuk melihat keadaan saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing
domba ayahnya (kej. 37: 13). Akan tetapi, ketika bertemu dengan
saudara-saudaranya, mereka menangkap dia dan memasukannya ke dalam sumur.
Ketika ada orang Ismael yang lewat,
mereka mengangkat Yusuf dan menjualnya kepada orang Ismael ( Kej. 37:25-28).
Dan oleh orang itu Yusuf dijual lagi kepada Potifar, pegawai istana Firaun (
Kej. 37:36 ).
2.
Yusuf
di rumah potifar
Di
rumah Potifar, dia bekerja sangat baik sehingga dipercayai. Ia diberikan
tanggung jawab untuk mengatur semua yang
ada di rumah Potifar ( Kej. 39:8 ). Diam-diam istri potifar menyimpan hati
kepada yusuf, tetapi karena tidak direspon oleh oleh Yusuf karena Takut akan
Tuhan, maka Iapun difitnah oleh istri Potifar dan dijebloskan ke dalam penjara.
3.
Yusuf
di penjara
Kisah
hidup Yusuf berlanjut ke penjara. Karena kasih Tuhan sekali lagi Yusuf menjadi
orang kesayangan kepala penjara sehingga ia dipercayakan untuk mengatur semua
tahanan dan semua pekerjaan yang ada di penjara (kej. 39:21-23). Kira-kira
berusia 28 tahun, raja Firaun menahan juru minum dan juru rotinya dalam penjara tempat
Yusuf dikurung, karena melakukan kesalahan berat (Kej. 40:1-4). Ia juga dikaruniakan
Tuhan kelebihan bisa menafsirkan mimpi. Ia menafsirkan mimpi juru minum dan juru roti
dan terjadi seperti yang ditafsirkannya. Ia juga yang dapat menafsirkan mimpi
Firaun yang tidak dapat diartikan oleh ahli mimpi dan orang berilmu di Mesir.
4.
Yusuf
menjadi penguasa di Mesir
“Karena dapat menafsirkan mimpi sang raja
mesir, maka dia diangkat menjadi kuasa (perdana menteri )”[2]
atas Mesir ketika berusia 30 tahun ( Kej. 41:33 ). Yusuf juga diberi nama baru
yaitu Zafnat-Paaneah; Selain itu Yusuf juga diberikan Asnat, anak Potifera,
imam di On menjadi istrinya ( Kej. 41:45 ). Dari Asnat ini Yusuf memperoleh dua
putera yaitu : Manasye dan Efraim[3].
Saat itu Yusuf berusia tiga puluh tahun dan dipercayakan
untuk mengatur penyimpanan makanan berdasarkan arti mimpi dan solusi terhadap
arti mimpi Firaun tersebut (Kej. 41:46-49). Di bawah kuasanya Mesir terluput
dari masa kelaparan yang melanda segala negeri bahkan negeri yang lain datang
membeli makanan dari Yusuf (Kej. 41:53-57).
5.
Yusuf
bertemu dengan keluarganya serta akhir hidupnya
Karena
kelaparan yang hebat itu, Yakub menyuruh
anak-anaknya untuk membeli makanan ke Mesir kecuali Benyamin adik Yusuf
karena Yakub takut ia mengalami nasib seperti Yusuf (Kej. 42:1-5). Yusuf
mengenali mereka tetapi mereka tidak mengenal dia (Kej. 42:8). Ia pura-pura
tidak mengenal mereka dan menuduh saudara-saudaranya sebagai pengintai.
Sehingga ia menahan Simeon dan menyusruh saudaranya yang lain pulang dan
membawa serta adiknya Benyamin. Karena tidak sanggup menahan rasa rindunya
kemudian ia memperkenalkan diri kepada mereka. Ketika Firaun mendengar kabar
tentang Yusuf dan saudara-saudaranya, iapun memperkenankan agar Yakub dan seisi
rumahnya boleh menetap di tanah Mesir (Kej. 45-46). Semua orang dari keluarga
Yakub yang pindah ke Mesir berjumlah 75 orang termasuk keluarga Yusuf.
Yusuf
meninggal di Mesir pada usia 110 tahun (Kej. 50:26), tetapi sebelum meninggal,
ia meminta saudara-saudaranya untuk bersumpah agar tulang-tulangnya dikuburkan
di tanah Kanaan.
B.
KARAKTER
YUSUF
Sebagai
seorang pemimpin yang berhasil dan memiliki nama besar, Yusuf harus melewati
proses yang sangat panjang. Justru dari proses itulah Yusuf dibentuk dan persiapkan
baik secara moral, mental dan spiritual. Adapun karakter Yusuf yang dapat kita
lihat antara lain:
1.
Takut
akan Tuhan
Karakter
takut akan Tuhan sangat menonjol dalam kisah hidup Yusuf. Apa yang Yusuf
katakan ketika ia digoda istri Potifar,” ...... bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat
dosa terhadap Allah?” Kej. 39:9. Perkataan Yusuf ini menggambarkan siapa
Yusuf yang sebenarnya, bahwa Yusuf adalah seorang yang takut akan Tuhan. Ada
kesempatan untuk mengiyakan ajakan istri Potifar untuk melakukan dosa, tetapi
Yusuf memilih lebih mentaati Tuhan yang ia kenal. Dan ketika Yusuf memilih
untuk hidup takut akan Tuhan, maka Tuhan terus menyertai dan melimpahkan kasih
setia-Nya kepada Yusuf (kej. 39:2,21). Bahkan lebih dari itu Tuhan semakin
mengangkat dia. Dari seorang budak menjadi orang kepercayaan Potifar, menjadi
orang kesayangan kepala penjara, dan menjadi orang kepercayaan raja.
Rasa
takut akan Tuhan yang dipraktekkan Yusuf juga menunjukkan bahwa ia sangat
mengandalkan dan mengutamakan Tuhan lebih dari hal yang lain. Tuhan menjadi pribadi
yang paling utama bagi Yusuf dalam menghadapi setiap pergumulan walaupun ada
kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa diamanfaatkan Yusuf untuk mencapai
keberhasilan dan kebebasan. Akan tetapi, ”rasa takut akan Tuhan membuat Yusuf semakin mengandalkan Tuhan,
mengutamakan Tuhan, dan semakin intim dengan Tuhan. Maka segala sesuatu yang
diperbuatnya dijadikan berhasil oleh Tuhan[4].
2.
Bertanggung
jawab.
Rasa
tanggung jawab yang ada dalam diri Yusuf sudah terbangun sejak masih berada
dalam keluarganya. Ketika ia disuruh Yakub, ayahnya untuk melihat
saudara-saudaranya yang sedang menggembalakan kambing domba, ia melalukannya
dengan baik. Ketika ia dipercayakan untuk menjadi pengawas di rumah Potifar,
penjara bahkan orang kepercayaan Raja, ia melakukannya dengan baik. Rasa
bertanggung jawab akan semakin membangun kepercayaan orang lain kepada kita.
3.
Mengasihi
dan mengampuni
Perjalanan hidup Yusuf dilalui dengan banyak
kepahitan. Bagaimana ia disiksa dan jual oleh saudara-saudaranya, dari anak
kesayangan menjadi budak, difitnah dan dipenjarakan. Tetapi tidak sedikit pun
menyimpan kepahitan terhadap orang-orang yang berlaku tidak adil terhadap
dirinya. Ia justru mengasihi dan mengampuni mereka dan lebih dari pada itu ia
menyelamatkan mereka. Yusuf tidak terus menerus menyimpan akar pahit karena
ketidakadilan yang di alami. Ia berani mengambil sikap untuk tetap mengasihi
dan mengampuni mereka. Ia tidak membiarkan dirinya semakin terpuruk karena
keadaan tetapi berani melepaskan dan melupakan semuanya dan terus melangkah
maju.
C.
TANGGAPAN PENULIS
1.
Kelebihan.
-
Mengutamakan
Tuhan di atas segala-galanya.
Sikap mengutamakan
Tuhan dari Yusuf seharusnya menjadi teladan bagi kita sebagai anak-anak Tuhan.
Semakin dekat kepada Tuhan, kita juga akan semakin mengetahui maksud Tuhan bagi
kita atau visi yang Tuhan berikan kepada kita. Dengan mengetahui visi yang
jelas akan membantu kita semakin fokus dan tidak bingung untuk melakukan segala
sesuatu. Sikap ini yang menjadi dasar bagi seorang pemimpin sehingga dia lebih
memprioritaskan tujuan Tuhan bukan tujuan dirinya sendiri.
-
Rasa
tanggung jawab
Rasa tanggung jawab
menolong agar kita bisa lebih mengefektifkan kesempatan dan kepercayaan yang
diberikan. Dengan mengabaikan rasa tanggung jawab berarti kita menyia-nyiakan
kepercayaan dan kesempatan. Membangun sikap bertanggungjawab berarti kita
bersedia untuk menaati dan melaksanakan visi yang sudah diterima.
-
Pengampunan
Seorang pemimpin yang
tidak mengampuni akan berpengaruh juga terhadap cara ia memimpin. Sedangkan
seorang pemimpin seharusnya dapat memberikan pengaruh yang baik bagi orang yang
dipimpin. Tidak adanya sikap pengampunan membuat motivasi pemimpin tidak akan
setujuan dengan visi yang ada.
2.
Kekurangan
-
Menonjolkan
diri
Ketika menerima mimpi,
ia selalu saja menceritakan kepada saudara-saudaranya. Sehingga Yakub sebagai
ayahnya juga sempat menegurnya (Kej. 37:10). Hal ini yang membuat
saudara-saudaranya semakin iri kepadanya dan semakin membuka peluang untuk
mereka berbuat jahat kepada dia. Demikian juga dalam memimpin, jika kita
berusaha untuk menonjolkan diri, maka akan membuat orang lain semakin tidak
senang dan akan berusaha untuk menjatuhkan kita.
Selain itu, sikap
menonjolkan diri bertentangan dengan tujuan dari segala sesuatu yang kita
lakukan yakni bukan untuk kemuliaan Tuhan tetapi kemuliaan diri kita. Jika hal
itu terjadi, tentu Tuhan juga tidak akan senang dengan motivasi yang salah
seperti ini.
BAB
III
KESIMPULAN
Dari Yusuf kita dapat belajar bahwa
seorang pemimpin akan dikatakan berhasil jika:
1. Mengutamakan
Tuhan di atas segalanya. Memprioritaskan tujuan Tuhan diatas semua tujuan yang
lain, yakni tujuan dari semua apa yang kita kerjakan hanya untuk kemuliaan
Tuhan.
2. Rasa
tanggung jawab akan menolong kita untuk tetap konsisten melakukan segala
sesuatu yang berkaitan dengan kepercayaan yang diberikan sebagai seorang
pemimpin.
3. Sikap
mengasihi dan melepaskan pengampunan menolong kita agar tetap maju dan tidak menjadi
terpuruk karena keadaan.
4. Sikap
menonjolkan diri kan membuat peluang bagi orang lain untuk merusak dan
menjatuhkan kita.
Amsal 1:7
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengatahuan,
tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
ALKITAB
2.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini (Jakarta:YKBK, 2005), hal. 641.
3.
Snoek
i. Sejarah Suci, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), hal.58
4.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/yusuf_bin_yakub
5.
http://remaja.sabda.org/teladan-seorang
-yusuf, mon,03/02/2015;16:36
Komentar
Posting Komentar